..didapat selama ini mampu membuat
anak-istrinya bahagia. Padahal di balik itu, Parman tak cukup peka dengan sikap
dan cara bergaul anak dan istrinya.
Sang istri, sebut saja Euis, selalu saja berpenampulan terbuka.
“pakaiannya nggak pernah sopan!” aku YG yang merasa sangat risih dengan cara
berpakaian Euis.
Bukan saja di dalam rumah, di luar rumah pun Euis lebih sering memakai
kaos singlet atau bra saja dengan setelan celan pendek. Hari-harinya seperti
orang yang jarang pakai baju. Bacara bicara euis pun seperti irang yang tidak
punya etika. Keras dan teriak-teriak, sering juga mengeluarkan kata-kata kotor.
Menurut YG, sikap Euis yang demikian bisa jadi karena tidak adanya kendali
Parman. Apalagi yang YG tahu, Euis sering stres begitu tahu Parman telah
menikah lagi.
Kesal, Euis mencari pelampiasa. Suatu ketika Euis kedapatan tengah
berbuat mesuh di rumahnya sendiri. Ia selingkuh dengan seorang pemuda yang
sudah beberapa hari tinggal di rumahnya. Kepada tetangga, euis mengaku kalau
pemuda itu keponakannya. Dan tetangga pun tidak terlalu curiga dengan pengakuan
Euis. Sebab siapa pun maklum kalau di rumah Parman begitu banyak orang
hilir-mudik tanpa diketahu identitasnya. Warga mengira kalau mereka saudara
atau pekerja Parman.
Sialnya, Parman sendiri yang memergoki aksi mesuk Eusi. Tak ayal,
pertenkeran hebat pun terjadi. Keduanya baru bisa dilerai saat ketua RT turun
tangan. Bahkan akhirnya mereke bisa damai walau dengan syarat, Eyus may minta
maaf asalkan suaminya menceraikan istri mudanya.
Selang beberapa waktu setelah istrinya berselingkuh, hari-hari Parman
nampak tak senormal sebelumnya. Parman sering terlihat marah-marah tanpa sebab.
Kadang juga sering melamun. Kondisi kesehatannya lama-lama drop. Ia jatuh sakit . tapi yang sangat
mengejutkan, ia langsung lumpuh. Parman stroke.
Kondisi ini secara otomatis mematikan usaha yang dijalaninya selama
belasan tahun. Lama-kelamaan kondisi keoniminya mulai menurun. Hartanya habis
dipakai berobat ke para medis maupun pengobatan alternatif, namun tak kunjung
hasil.
Parman makin stres. Kesehatannya makin memburuk. Ingatannya pun mulai
terganggu. Kesehariannya kini bnayak dipakai dengan duduk di luar rumah.
Mirisnya, ia sering meminta uang pada setiap orang yang lewat sambil menengadahkan
telapa tangannya. Namun anak dan istrinya tak ada yang peduli. Lambat laun
Parman makin tidak terurus.
Suatu hari, bersama istri dan beberapa anaknya, Parman pergi mengunjungi
kerabatnya. Sedang yang lain tinggal di rumah. Tapi secara mengejutkan, dari
dalam rumah, terlihat kobaran api menyala-nyala/ melapah seluruh isi rumah.
Kontan api makin membesar. Menurut YG kobaran api itu berasal dari aliran
listrik yang konslet.
Warga dibuat panik dengan kebakaran yang tidak diduga ini. Pasalnya tak
seorang pun keluarga Parman ada di dalam rumah. Anak-anak parman sedang asyik
ngobrol di rumah seorang temannya yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
Sayangnya mereka sama sekali tidak menyadari sampai warga mengabarinya.
Bersamaan dengan itu, Parman pun baru saja tiba. Kontan saja ia dan
keluarganya terkejut, bahkan sampai tidak sadarkan diri. Dalam waktu singkat,
si jago merah meluluhlantakkan kekayaan Parman. Seluruh isi rumahnya ludes.
Parman tambah syok. Sakitnya pun makin parah. Tidak kuat menahan
derita,Parman pun meninggal dunia.
Sepeninggal Parman, istri dan keempat anaknya hidup dalam keadaan
pas-pasan. Ekonomi mereka morat-marit lantaran Parman tidak banyak menyisakan
warisan. Renovasi rumah lumayan menguras pundi-pundi yang tersisa.
Sayangnya gaya hidup mereka belum berubah. Bahkan mungkin makin
memprihatinkan. Euis tetap senang foya-foya. Begitu juga kempat anaknya yang
lain terjerat pergaulan bebas. Dua anak perempuannya yang duduk di bangku SMA
dan SMP hamil di luar nikah. Sementara si bungsu yang laki-laki dan masih SMP
malah menghamili temannya sendiri.
Tentu saja keadaan ini membuat istri Parman kalang kabut. Euis
kelimpungan luar biasa akibat ulah anak-anaknya. Ia harus menikahkan ketiga
naknya dalam waktu yang berdekatan. Namun ia tak tahu bagaimana cara
mendapatkan uang dalam waktu singakt untuk mebiayai pesta ketiga anaknya.
"cerita dikutip dari majalah Hidayah edisi 78"
EmoticonEmoticon